umumnya di suatu perusahaan yang berorientasi kepada pelayanan menyediakan pelayanan, dimana pelayanan tsb bisa digunakan oleh banyak konsumennya.
umumnya bisnis di perusahaan ini meliputi komunitas bisnis –> mungkin mksdnya ‘proses bisnis’
Masuk akal, jika komunitas bisnis dari perusahaan tsb, tidak di pakai oleh sebuah bisnis outlet (jika di artikan sebagai ‘saluran’ atau ‘bagian yang lbh kecil’)
Dengan menguraikan komunitas bisnis menjadi lebih khusus (menjadi 1 outlet ), mk kita mencapai sebuah lingkungan dimana ada bbrp outlet yang dapat dijalankan(didistribusikan).
penggabungan outlet dengan architecture, mk dalam konotasi teknis disebut “Service-Orientation”.
Sehingga “Service-Oriented Architecture” adalah syarat yang mewakili model dimana ada automation logic dibagi menjadi lebih kecil, menjadi unit-unit logika–> dalam SOA dikenal sebagai SERVICE.
Umumnya unit-unit tersebut mencakup bagian/potongan besar dari business automation logic.
Masing-masing unit tersebut bisa di jalankan (didistribusikan).
Dengan pembagian ini, kita dapat menghindari sebuah model yang memiliki hubungan/koneksi yang padat, dmn dpt menghasilkan ketergantungan juga.
Dengan mengizinkan bisnis2 mengurus service2 nya sendiri,secara tidak langsung kita juga mengizinkan service2 tersebut, untuk berkembang dan bertumbuh secara tidak bergantung dengan service lainnya. 😀
Meskipun kita mengizinkan service2 tsb untuk berkembang di antara outlet, kita kita msh perlu memastikan mereka setuju untuk mengikuti perjanjian dasar. Contoh analogy nya : kita membuat code untuk 1 fungsi , berdasarkan parameter yang ada di fungsi tsb, contoh lainnya, keseragaman pekerja berbicara dengan bahasa yang sama kepada para pelanggan.
Kesamaannya, SOA mengizinkan setiap unit logika2 (proses bisnis) untuk tidak terisolasi/tergantung dengan lainnya.
Unit2 logika ini, perlu menyesuaikan dengan prinsip2(standarisasi) yang mengizinkan mereka untuk di kembangkan secara bebas (tidak tergantung 1 dengan yang lainnya)
CMIIW 😀
Sincerely yours,
Rudy Yulianto
Dan unit-unit logika inilah yang disebut sebagai service..
Sedangkan untuk mempertahankan kebebasannya, service mengenkapsulasi logic dalam konteks yang berbeda. Konteks ini bisa spesifik terhadap tugas bisnis (business task), entitas bisnis (business entity), ataupun beberapa pengelompokan logika yang lainnya.
Perhatian yang diberikan oleh service bisa kecil atau besar. Maka, ukuran dan cakupan logika yang diwakili oleh service dapat berbeda. Sehingga, logika layanan dapat mencakup logika yang disediakan oleh service lainnya. Dalam kasus ini, satu atau lebih layanan tersusun menjadi sesuatu yang lebih besar. CMIIW.. ^^v
Itu dia pangkal masalahnya.
Sebagai penganut mahzab Sumber Terbuka, layanan punya keterbatasan dalam bahaya vendor lock in dan keterbatasan sumber daya.